Bukan rahasia lagi bila sebagian besar uang akan diinvestasikan untuk membuat video klip (MV) K-Pop. MV K-Pop biasanya jauh lebih mahal ongkos produksinya dibanding MV Amerika, terutama karena K-Pop adalah industri yang kompetitif dan terus berkembang serta didukung oleh banyak perusahaan dan pemodal raksasa.
MV grup K-Pop tidak harus 100% didanai oleh perusahaan atau label mereka sebab bisa saja disponsori secara khusus oleh brand tertentu. Misalnya, jika sebuah perusahaan mobil ingin menampilkan produk mobilnya dalam sebuah MV, mereka akan membiayai produksi MV tersebut agar bisa menjadi ‘iklan’ yang benar-benar ingin ditonton orang. Cara ini disebut product placement.
Secara statistik dari berbagai sumber terpercaya, MV K-Pop bisa dua sampai tiga kali lebih mahal untuk diproduksi dibanding rata-rata MV Amerika. Sebagai gambaran, biaya produksi video klip musisi atau band Amerika berkisar antara 50 sampai 150 ribu dolar AS (666 juta sampai 2 miliar rupiah), sedangkan biaya pembuatan video klip musik K-Pop bisa menghabiskan dana sampai satu juta dolar AS (13,3 miliar rupiah). MV yang dirilis tiga agensi besar (SM, JYP dan YG) bisa lebih mahal ongkos pembuatannya.
Proses pembuatan MV memerlukan banyak langkah dan merupakan prosedur yang panjang dan mahal. Mereka harus membayar staf, biaya lokasi, ongkos efek visual (CGI), dan logistik. Dimulai dari staf, jelas ada banyak orang yang harus dipekerjakan untuk menggarap sebuah MV.
Perusahaan butuh sutradara, asisten sutradara, produser, perancang produser, operator kamera, teknisi, editor, stylist, perancang kostum, dan banyak lagi. Jumlah ini saja sudah cukup banyak dan bisa diperkirakan berapa uang yang harus digelontorkan untuk menggaji mereka per hari, sementara kebanyakan MV disyuting dalam waktu tiga hari.
Mencari lokasi syuting yang tepat juga butuh banyak uang. Biasanya perusahaan akan menyewa tempat yang bagus untuk syuting, terkadang pula melalui koneksi mereka. Bahkan syuting di tempat umum pun butuh uang karena perusahaan harus membayar biaya-biaya tersembunyi seperti izin dari pihak kota dan kepolisian.
Penambahan special effects (CGI) tak kalah mahalnya. Membangun lokasi syuting beserta propertinya secara fisik atau digital sama-sama butuh uang yang tak sedikit. Perusahaan harus mempekerjakan banyak animator, editor, desainer, dan ahli IT untuk menggarap CGI sebuah MV agar terlihat makin cantik dan menarik.
Dan perusahaan juga harus menutup biaya logistik yang meliputi biaya transportasi, makan, komunikasi, dan lain-lain. Jika lokasi syuting MV berpindah-pindah atau berada di luar negeri, maka ongkos logistik akan menggelembung. Kita bisa bayangkan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya pesawat terbang bagi puluhan kru dan artis.
Kesimpulannya, membuat MV K-Pop samasekali bukan pekerjaan ringan. Butuh banyak orang dan uang yang tak main-main jumlahnya. Kita sebagai penonton hanya tinggal menikmati hiburan 3-5 menit itu dari layar kaca. Tapi percayalah, keuntungan yang didapatkan perusahaan dari MV juga sangat besar.
Leave a Reply