Rendahnya gaji seorang artis K-Pop dikenal juga dengan istilah ‘penipuan agensi.’ Hal itu banyak terjadi di industri K-Pop di mana para artis tidak dibayar dengan benar atau ditipu di tempat. Ada banyak contoh kasusnya, muai dari era Sechs Kies sampai Block B. Tapi kita akan membahas beberapa contoh yang paling terkenal saja.
Beberapa dari kalian mungkin tahu boyband Block B dan mungkin juga pernah mendengar skandal pembayaran gaji mereka dengan perusahaan awal mereka. Bagi yang tidak tahu, begini kronologinya.
Dua tahun setelah debut mereka, para anggota Block B mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan mereka (Stardom Entertainment) untuk membatalkan kontrak mereka karena mereka belum dibayar.
Pengadilan memutuskan untuk memenangkan Stardom Entertainment yang mengatakan bahwa hanya ada sedikit bukti bahwa mereka telah melanggar kontrak mereka dan bahwa kurangnya pembayaran bukanlah hasil dari niat jahat.
Syukurlah Block B berhasil berganti label ke Seven Seasons dan sepertinya hasilnya jauh lebih baik.
Pengamat mengagumi Block B karena mereka berani menentang perusahaan pada titik awal karir mereka. Faktanya, banyak idol yang tidak mendapatkan bayaran apapun dan jarang punya nyali untuk menuntut perusahaannya.
Pada tahun 2014, B.A.P mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan mereka, TS Entertainment. Mereka mengungkapkan bahwa anggotanya seharusnya mendapat bagian 10% dari semua keuntungan, tapi ternyata mereka semua tidak pernah dibayar selama 40 bulan!
Di pengadilan terungkap kecerdikan perusahaan yang ternyata tidak pernah benar-benar mengatakan berapa banyak uang yang telah dihasilkan B.A.P. Mereka hanya mengungkapkan berapa banyak uang yang telah digunakan.
Dua tahun setelah debut, grup Boyfriend mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa mereka masih belum gajian karena mereka masih belum mencapai titik impas.
Apa yang mereka maksud dengan titik impas? Well, sebagaimana yang kita tahu, para idol K-Pop lama berlatih sebelum debut dan selama masa pelatihan tersebut perusahaan menginvestasikan sejumlah besar uangnya untuk melatih anggota. Uang yang diinvestasikan itu dianggap sebagai hutang oleh perusahaan, dan itu harus harus mereka bayar sebelum mereka bisa mendapatkan gaji pertama.
Selanjutnya biaya promosi seperti styling rambut, pakaian, pelatihan vokal, transportasi, makanan dan penginapan, semuanya dimasukkan dalam catatan hutang mereka. Titik impas adalah saat mereka sudah melunasi semua hutang yang menumpuk dan mendapatkan cek gaji pertama mereka.
Kurangnya pembayaran juga berkontribusi dalam pembubaran boyband legendaris Sechs Kies. Mereka sangat populer, namun pendapatan yang dilaporkan oleh perusahaan mereka sangat kurang. Ini adalah strategi agar perusahaan bisa menghasilkan lebih banyak uang dan menghindari tagihan pajak.
Album keempat mereka terjual 300.000 kopi di bulan pertama saja, namun total penjualannya dilaporkan hanya 350.000 eksemplar. Para penggemar memiliki cara untuk menemukan kebenaran. Mereka menyimpan kuitansi mereka agar bisa membuktikan berapa banyak kopi yang terjual.
Album pertama dan kedua Sechs Kies juga terjual jutaan eksemplar, namun tercatat hanya terjual setengahnya. Akibatnya Sechs Kies tidak dibayar lebih dari setengah dari penjualan musik mereka! Dan masih banyak contoh lainnya.
Bagaimana dengan supergrup BTS? Kita tidak tahu apakah BTS mendapatkan bayaran yang cukup atau berapa prosentase bayaran mereka dengan penjualan dan pendapatan lainnya. Ini sulit diketahui kecuali jika ada staf perusahaan yang mengeluarkan pernyataan resmi.
BTS kemungkinan besar sudah mendapat gaji pertama mereka dan mereka juga dibayar royalti. Member pernah membicarakan royalti mereka untuk lagu yang mereka hasilkan. Royalti itu lebih tinggi daripada royalti yang mereka dapatkan dari sekedar menyanyi atau ngerap.
Bagi fans, masalah ini penting karena mereka semua ingin agar para idol mendapat bayaran yang sesuai dengan kerja keras mereka. Sebab jika tidak, para idol itu bisa saja memutuskan untuk keluar dari grup atau bahkan mengakhiri karirnya karena bayaran yang tak sesuai.
Leave a Reply