J-Pop

Orang Jepang cenderung suka ‘kawaii’ atau hal-hal cute lainnya. Para cewek girlband terlihat imut dan menggemaskan saat mengenakan kostum berenda, sedangkan cowoknya cenderung berpenampilan pretty boy.

Kreativitas orang Jepang ada di titik puncak, beberapa idol bahkan tidak riil alias tidak ada di dunia nyata, seperti sang diva virtual Hatsune Miku dan teman-teman VOCALOID-nya. Ada juga Visual Kei, aliran dengan gaya visual dan fashion yang sangat nyeleneh.

Musik J-Pop umumnya dikategorikan dalam genre pop, synthpop, dan rock, meski ada beberapa genre lainnya seperti akustik, rap, soul, dan lainnya. Lagu-lagu mereka kebanyakan bernuansa fun, ringan, serta easy listening.

Beberapa lagu J-Pop lebih hidup dan kaya dibandingkan dengan banyak lagu K-Pop karena mereka mencampurkan banyak instrumen musik dalam lagu-lagu mereka. Kemampuan para musisi J-Pop dalam mencampur dan menguasai berbagai instrumen membuat musik-musik mereka digandrungi banyak orang, bahkan musik yang paling ‘aneh’ sekalipun.

K-Pop

Popularitas grup-grup idol J-Pop menyebar ke seluruh dunia dan Korea Selatan ikut mengadaptasinya. Pada sekitar akhir 1990-an dan awal 2000-an, beberapa grup K-Pop sangat mirip penampilannya dengan grup-grup idol J-Pop, misalnya punya banyak personel pretty boy.

Tapi seiring berlalunya waktu, ada lebih banyak konsep dalam grup idol Korea. Girlbandnya mengusung konsep seksi, ada juga yang berkonsep cute (orang Korea menyebutnya ‘aegyo’), pure, funky, dan lainnya. Untuk cowok, ada grup yang berkonsep manly, ada pula yang pretty boy.

Musik K-Pop sangat dipengaruhi oleh musik Barat. Umumnya lagu-lagu K-Pop masuk dalam genre pop, dance, R&B, dan hip hop. Mereka juga menggunakan banyak lagu synth dan electronic dengan beat keras dan bass berat yang sangat enak untuk didengarkan. Hal ini lantaran grup-grup K-Pop lebih fokus pada koreografi daripada J-Pop. Mereka memiliki dance dan formasi yang rumit dan seringkali sulit.

Fashion K-Pop juga sangat atraktif. Mereka dipengaruhi oleh berbagai elemen fashion Barat/Hollywood. Beberapa idol memakai brand-brand internasional dan mempopulerkan tren-tren fashion sendiri yang akhirnya jadi booming di Korea Selatan dan Asia.

Namun rupanya K-Pop kurang diterima dan dikenal di India, salah satu negara terbesar di kawasan Asia. Apa penyebabnya?

Sebagaimana kita tahu, India punya industri hiburan dan musik sendiri yang sudah sangat mapan dan mendunia selama bertahun-tahun, yaitu Bollywood. Sama seperti Hallyu, Bollywood juga menyebar bak virus di berbagai belahan dunia. Setiap film yang mereka rilis selalu dihiasi beberapa lagu yang dengan cepat menjadi populer.

Masyarakat India sangat mencintai industri hiburan mereka sendiri dan kurang melirik tawaran hiburan dari wilayah lain. Bahkan secara regional, masyarakat mainstream India kurang apresiatif terhadap musik-musik dari wilayah Tamil dan Malayalam. Orang India berprinsip, musik yang bagus adalah yang bisa dipahami artinya dan dinyanyikan bersama-sama. Karena itulah lagu berbahasa Inggris lebih populer di sana karena mereka juga bisa berbicara dalam bahasa itu.

Musik Korea memang luar biasa, tapi banyak pendengar India yang enggan mencoba-coba sesuatu yang baru di luar bahasa yang mereka pahami. Meski secara musikalitas bagus, bahasa tetap menjadi hal terpenting. Salah satu komposer musik terkenal India, Pritam Chakraborty, yang biasa menciptakan lagu-lagu soundtrack film Bollywood, suatu ketika mengaransemen ulang -beberapa orang menganggapnya mengkopi- sebuah lagu dari drama Korea untuk dijadikan hit komersil. Namun sayangnya musik aslinya sendiri tetap tidak populer di India.

Belum lagi jika kita bicara soal standar kecantikan dan ketampanan antara orang India dan Korea. Bagi orang India, para idol K-Pop terlihat feminin dan kurang jantan. Mereka tak paham kultur berpakaian para idol K-Pop serta bagaimana mereka mengenakan makeup. Mereka lebih suka dengan artis yang tampan, kekar, dan macho sebagai simbol kejantanan. Pemahaman semacam itulah yang membuat sebagian besar orang India memilih menghindari K-Pop. Budaya dan kearifan lokal kedua negara yang berbeda juga menjadi kendala lain.

Namun dalam perkembangan terbaru, semakin banyak anak muda India yang mulai tertarik dengan K-Pop. Hal ini didukung dengan kemudahan akses internet dan media di kalangan anak muda. Fans-fans baru asal India belajar untuk mengapresiasi musik yang tidak berasal dari tempat mereka. Konsep comeback di kalangan grup idol dan penyanyi solo juga terlihat menarik bagi mereka.

Apakah tren ini akan semakin meningkat hingga Hallyu akhirnya akan berbenturan secara langsung dengan Bollywood di tanah Hindi? Hmm, kita tunggu saja ya!